Kamis, 18 September 2014

CERPEN

 Bu?

"Bu kalau saja dulu......" Aku tertunduk dalam. Terpukur menatap pusara.
Napasku tersengal.
Kabut mengambang di pekuburan desa, pohon kamboja terlihat bayang-bayang syahdu.
Senja itu aku tersuruk tanpa arah didepan pusara Ibu.
Matahari hampir tenggelam di kaki langit, hanya saja masih menyisakan semburat merah.
Aku datang ke pekuburan desa ingin bercerita sekelumat kisah lalu di masa depan kepada Ibu.
Tengok kesisi kiri terdapat pusara tertinggi di pekuburan itu terlihat banyak kamboja layu dan bekicot-bekicot yang lelet berjalan ditepi pusara.
Semua kenangan itu terpahat jelas, sama seperti menyimak layar tancap yang terputar dipelupuk mata tanpa kurang seadegan manapun.
"Bu mengapa dulu Ibu mau mengandung bahkan melahirkan bayi laki-laki itu? Mengorbankan nyawa Ibu hingga sedemikian rupa? Betapa Ibu?" tertunduk aku menyimpan puluhan tetes air mata yang tertimbun dikantung mataku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar